Charles Lazarus: Pengusaha Pencipta Dunia Anak

Entrepreneurship / 5 March 2009

Kalangan Sendiri

Charles Lazarus: Pengusaha Pencipta Dunia Anak

Tammy Official Writer
6317
Menyebutkan nama Toys "R" Us dan mengingat wajah anak-anak dapat mencerahkan. Dan begitulah bagaimana Charles Lazarus menyukainya. Riteler pertama bagi mainan merchandise berjumlah besar dengan harga-harga diskon, Toys "R" Us Inc. telah disebut sebagai salah satu kisah sukses terbesar dalam bidang ritel semenjak 20 tahun terakhir. Dan pendirinya, Charles Lazarus, telah disebut sebagai salah seorang dari sedikit jenius dalam bisnis. Lucunya, apa yang membawa Lazarus menjadi pionir one-stop-supermarket untuk mainan adalah seorang ibu yang mengomel dan boneka yang patah.

Setelah kembali dari Perang Dunia II, Lazarus memutuskan kembali berbisnis, maka ia menyewa toko reparasi sepeda yang dahulu milik ayahnya di lantai bawah rumah dimana ia lahir dan bertumbuh. "Saya kembali dari melayani Negara setelah perang, dan setiap orang yang saya ajak bicara berencana kembali ke rumah, menikah, memiliki anak, dan menghidupi mimpi Amerika," Lazarus menjelaskan. "Saya telah menabung beberapa dolar sewaktu pergi berperang, jadi saya memutuskan untuk membuka sebuah toko di toko reparasi sepeda milik ayah saya. Tetapi bukannya menjual sepeda, saya malah menjual tempat tidur bayi, kuda-kudaan, kereta bayi, kursi bayi... semuanya untuk bayi. Insting saya mengatakan bahwa waktunya tepat." Instingnya terbukti benar, dan terima kasih untuk ledakan kelahiran anak di masa selepas perang, Lazarus mengalami beberapa tahun yang sangat baik.

Sebagaimana ia belajar keluar dan masuknya menjalankan toko pertamanya, Lazarus mulai menyadari kunci dari kesuksesannya terletak pada mendengarkan kebutuhan-kebutuhan kustomernya dan memenuhinya. Tak lama, seorang wanita bertanya kepada untuk sejumlah mainan yang dapat cocok dengan kereta bayi yang telah ia beli. Tak memilikinya, Lazarus dengan cepat menambahkan beberapa barang mainan dasar untuk stoknya. Tak begitu lama kemudian seorang kustomer datang untuk mencari ganti dari mainan bayinya yang rusak. Lazarus dengan cepat menyadari bahwa orang-orang yang membeli mainan datang kembali. Dan yang membeli kereta bayi atau kursi tinggi untuk anak umumnya tidak kembali. Lazarus mendapatkan pesan tersebut dan berganti untuk menjual lebih banyak lagi mainan, sebuah industri dimana pada waktu kompetisi masih terorganisir sedikit.

Penjualan dengan cepat meningkat, dan Lazarus mulai mencari cara-cara baru dan lebih baik untuk mengambil keuntungan dari pasar mainan yang menjadi booming pada saat itu. Itulah saat dimana ia mencapai ide untuk menjual mainan-mainan dalam lingkungan lebih besar. Mengembangkan tokonya ke supermarket kosong yang di sebelah, ia membariskan rak-rak dengan kotak-kotak berisikan mainan, dimana ia menawarkan harga-harga diskon. Kombinasi dari pemilihan dan harga menjadi sukses dengan cepat.

"Sangat menakjubkan," ia mengingatkan. "Kami mungkin yang pertama menjual mainan-mainan dan produk anak-anak dengan potongan harga. Disinilah kami, berlokasi di tengah Washington, DC - dan kustomer-kustomer harus mencari parkiran, dimana sangat sulit dilakukan. Tetapi seorang kustomer mengatakan kepada yang lain, dan dari mulut ke mulut benar-benar bekerja untuk kami."

Toys R UsItu bekerja dengan sangat baik hingga akhir 1950, Charles memiliki cukup uang untuk membuka toko kedua. Para pembeli bergerombol datang ke toko-toko "cash and carry"-nya, mengetahui bahwa mereka akan menemukan banyak pilihan mainan dan hampir semua jenis kereta bayi dan anak, dengan harga yang beralasan. Tetapi mainan tetaplah menjadi penjualan terbaiknya.

Maka di tahun 1957, Lazarus membuka "supermarket mainan" keduanya, dimana ia beri nama Toys "R" Us, dengan huruf R yang terbalik depan belakang. Toko keduanya tentunya beresiko. Meskipun toko mainan "cash and carry" pertamanya telah sukses, tetapi spesialis ritel dan off-price positioning masih merupakan konsep revolusioner di masa awal mall dan diskon tersebut. Ditambah, ritel mainan masih musiman. Department-department store, dimana mendominasi bisnis mainan pada masa itu, membuat 70 persen dari penjualan mereka selama enam minggu sebelum Natal. Untuk berjuang, Toys "R" Us harus sukses menjual mainan-mainan sepanjang tahun, sesuatu yang yang belum pernah terdengar di industri tersebut pada masa itu. Tetapi sekali lagi, waktu Lazarus tidak bisa lebih baik lagi. Populeritas yang bertumbuh dari televisi, dan iklan televisi, memberi pertumbuhan akan fenomena dari "mainan-mainan terbaru" - mainan-mainan yang setiap anak inginkan dan "harus memilikinya," tanpa menghiraukan waktu apa pada tahun itu. Maka Lazarus menyakinkan para orang tua dimana mereka bisa membelinya, dengan potongan harga: Toys "R" Us.

Pada 1966, Lazarus memiliki empat toko yang dari keempatnya menjual sekitar $12 juta harga mainan setiap tahunnya. Untuk pengembangan keuangan lebih jauh, ia menjual seluruh operasi kepada Interstate Sales dengan $7.5 juta kas. Sebagai bagian dari perjanjian, Lazarus tetap berperan sebagai kepala dari divisi mainan. Toys "R" Us berlanjut tetap berkembang dibawah arahan Lazarus, tetapi tidaklah bagi Interstate. Korban dari pertumbuhan yang terpegang sakit, perusahaan tersebut diharuskan menyatakan bangkrut pada 1974.

Charles LazarusLazarus meyakinkan pengadilan untuk membiarkan ia mengawasi Interstate sepanjang masa krusial. Dengan kombinasi dari keteguhan, keputusan-keputusan bisnis yang hati-hati dan investasi berat pada talenta dan teknologi, Lazarus memulai pekerjaan untuk restruksturisasi. Ia menjual atau melikuidasi operasi-operasi yang tak menguntungkan, memelihara toko-toko mainannya, dan dalam empat tahun saja Interstate berubah dari kebangkrutan dan diberi nama kembali Toys "R" Us.

Charles Lazarus diingat sebagai kepala dari Toys "R" Us hingga 1994, ketika ia melepaskan titel CEO-nya pada Michael Goldstein. Ia diingat perusahaan sebagai ketua emeritus, mencurahkan waktunya untuk fokus bisnis internasional, bekerja sebagai duta Toys "R" Us untuk Negara-negara asing dimana perusahaan berharap dapat membuka toko-toko baru.


Sumber : entrepreneur.com
Halaman :
1

Ikuti Kami